Saluran dan Organ Pernapasan
A. SALURAN DAN ORGAN SISTEM PERNAPASAN
Sistem pernapasan pada manusia mengacu kepada pertukaran gas antara tubuh dan
lingkungan oleh sistem pernapasan. Oleh karena itu, pernapasan diartikan
sebagai proses masuknya oksigen ke dalam tubuh
dan keluarnya karbondioksida melalui sistem pernapasan.. Dalam
proses pernapasan, oksigen
merupakan zat kebutuhan
utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di
lingkungan sekitar, alat-alat pernapasan berfungsi
memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air, tujuan proses pernapasan yaitu untuk
memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi, sistem pernapasan pada manusia mencakup saluran pernapasan, mekanisme pernapasan dan gangguan sistem pernafasan.
Saluran pernapasan atau tractus respiratorius (respiratory tract) adalah bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai
tempat lintasan dan tampat pertukaran gas yang
diperlukan untuk proses pernapasan. Saluran ini berpangkal pada hidung atau mulut dan berakhir
pada paru-paru. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut:
Rongga hidung - Pharing - Laryng - Trachea - Bronkus - Bronchiolus - Alveolus
- Paru-paru(pulmo).
Gambar
1. Struktur Sistem Pernapasan
Sumber: Anthony, L. Mescher, 2011
1.
Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Rongga hidung kiri dan kanan terdiri atas dua struktur vestibulum diluar dan rongga hidung di dalam (fossa nasalis). Kulit hidung memasuki nares yang berlanjut ke dalam vestibulum dan memiliki kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan vibrisa yang menyaring partikel besar dari udara inspirasi. Udara masuk kedalam tubuh melalui hidung. Lebih tepatnya kedalam rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut. Keberadaan selaput lendir dan rambut berfungsi untuk penyaring, penghangat dam pengatur kelembapan udara yang akan masuk kedalam paru-paru. Terdapat juga rambut pendek dan tebal berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk Bersama udara. Selain itu, terdapat saraf-saraf pembau yang memungkinkan kita dapat membau sesuatu. Pada saat penyaringan benda-benda asing yang ada diudara misalnya debu akan disaring oleh rambut-rambut yang tumbuh kearah luar lubang hidung, lalu udara yang telah disaring, diubah suhunya supaya sesuai dengan suhu tubuh selain itu jika tubuh menghirup udara kering, selaput lender akan melembabkan udara yang masuk ke paru-paru.
HampIr seluruh proses pelembapan udara dilakukan dihidung dan untuk seluruh proses pelembapan udara ini setiap hari tubuh kehilangan air 250 ml.. proses penghangatan udara dilakukan supaya suhu udara masuk kedalam tubuh sama dengan suhu tubuh. Rongga hidung berlapis selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan, di dalamnya terdapat beberapa struktur penyusun. Kelenjar minyak (kelenjar sebasea) berfungsi mengeluarkan zat minyak yang disebut sebum. Kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk (sebagai heatter).
Gambar
2. Struktur
hidung
Sumber: Anthony, L. Mescher, 2011
2.
Tekak/Faring (pangkal
tenggorokan)
Setelah udara
masuk dari rongga hidung, udara akan diteruskan ke dalam faring. Faring adalah
rongga yang menghubungkan antara hidung dan rongga mulut. Faring dibagi pada
tia area yaitu nasal, oral, dan laring. Faring nasal disebut nesofaring
terletak disis posterior hidung diatas palatum. Pada nasofaring terletak
kelenjar adenoid dan muara tuba custachil. Faring oral atau disebut orofaring
berlokasi di mulut. Tonsil terdapat pada orofaring. Faring berfungsi sebagai saluran bersama untuk
sistem pernafasan. Terdapat dua saluran yang berasal dari faring. Pertama,
trakea yang dilalui udara menuju paru-paru. Kedua, esofagus yang dilalui oleh
makanan untuk menuju lambung. Dalam
keadaan normal, udara masuk ke faring melalui hidung namun udara dapat masuk
melalui mulut Ketika hidung tersumbat. Esofagus selalu menutup kecuali ketika
menelan makanan untuk mencegah udara masuk ke lambung sewaktu bernapas.Tekak/faring terletak di
belakang rongga hidung dan mulut. Faring berukuran panjang kurang lebih 13 cm. Makan sambil
berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena
saluran pada saat itu terbuka. Walaupun demikian, saraf kita mengatur supaya
peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan
gangguan Kesehatan. Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara
yang keluar masuk dan jugs menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan
juga sebagai jalan makanan dan minuman yang ditelan. Faring juga menyediakan
ruang dengung untuk suara.
Gambar
3. Struktur
faring
Sumber: Anthony, L. Mescher, 2011
3.
Pangkal Tenggorokan/Laring
Laring merupakan unit organ terakhir jalan napas atas.
Laring saluran kaku yang pendek berukuran (4 cm x 4 cm) untuk udara antara
laring. Laring terketak di sisi inferior faring dan menghubungkan faring dan
trakea. Batas bawah laring sejajar dengan vertebra sevikalis. Tugas utama laring adalah mengalirkan udara ke
trakea. Laring adalah pangkal
tenggorokan yang terdiri atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun.
Lipatan local pada pintu masuk laring dapat direnggangkan dan diposisikan dalam
berbagai bentuk oleh otot laring. Pembukaan laring dikenal sebagai glottis. Glottis
terdapat di bagian atas yang dapat bergerak pintu laring oleh epiglottis saat
terjadi proses menelan. Saat udara masuk melalui glottis yang terbuka melewati
lipatan vocal yang kencang, lipatan vokal bergetar dan menghasilkan berbagai
macam suara bicara.. kartilago kmerupakan satunya cincin kartilago yang lengkap
dalam laring. Kartilago arytenoid digunakan dalam Gerakan pita suara. Pita suara
itu melekat pada lumen laring. Laring bertanggung jawab dalam mengatur dan
memisahkan makanan yang ditelan dengan udara yang dihirup. Suara timbul akibat
adanya Gerakan kartilago arytenoid yang mendorong bersamaan dengan ekspirasi
saat glottis tertutup dan karena fibrasi pita suara. Hal ini disebut dengan
fonasi. Suara yamg timbul inilah kemudian digetarkan melalui palatum, lidah dan
bibir sehingga membentuk kata kompleks.
Gambar 4. Struktur Laring
Sumber: Kristi, Lew. 2010
4.
Batang tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya 12-14 cm dilapisi mukosa respiratorik. terletak tepat dibagian bawah laring. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, Pada bagian dalam rongga terdapat epitel bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Batang tenggorokan merupakan saluran penghubung antara rongga hidung, rongga mulut dan paru-paru. Dinding batang tenggorokan (trakea) tersusun dari cincin-cincin tulang rawan yang di dalamnya terdapat rambut-rambut getar (silia) yang berfungsi menyaring udara pernafasan. Trakea memanjang dari kkartilago krikoid pada laring hingga inkomplet dan ditutupi oleh membrane fibolastik. Dinding posterior trakea tidak di sokong oleh kartilago dan hanya terdapat membrane fibrolastik yang menyekat trakea esophagus.
Apabila terdapat debu atau kotoran yang masuk
ke dalam batang tenggorokan akan saling bergesekan. Kemudian terjadi hembusan
udara yang kuat supaya debu tersebut keluar. Keadaan tersebut biasa disebut
batuk. Debu dan kotoran bisa dilontarkan bulu halus yang di dinding batang
tenggorokan
Gambar
5. Tenggorokan
Sumber: Tortora and Derrickson, 2009
5.
Cabang Tenggorokan (Bronkiolus dan bronchus)
Cabang Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronchus kanan dan bronchus kiri. Setiap bronchus primer bercabang-cabang dengan setiap cabang mengecil diameter 5 mm. Struktur lapisan mukosa bronchus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronchus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronchus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.bronkus nutama kiri memiliki sudut lebih tajam dibandingkan bronkus kanan. Brokus kiri lebih sempit dan lebih Panjang daripada bronkus kanan. Bronkus utama kiri kemudian bercabang menjadi dua cabang lobaris, satu cabang untuk menyuplai lobus kiri atas dan yang lain menyuplai paru kiri bawah.
Bronkus kanan dibagi dalam tiga cabang dalam tiga cabang
lobaris yang masing-masing menyuplai udara pada tiga lobus kiri paru yaitu
lobus atas, lobus tengah dan lobus bawah. Bronkus lobus paru kiri selanjutnya
bercabang menjadi tiga segmen yaitu anterior, apical dan posterior. Bronkus tengah
paru kanan bercabang menjadi dua segmen yaitu lateral dan medial. Lobus bawah
bercabang menjadi lima cabang yaitu superior, anterior, lateral basal, medo
basal dan posterior basal sehingga total 10 segmen paru-paru kanan. Selanjutnya
bronkus bercabang dalam subdivisi hingga 20 atau percabangan dalam broncus
subsegmental, broncus terminal, bronkiolus, respiratori.
Gambar
6. Struktur
bronkus dan bronkiolus manusia
Sumber: Anthony, L. Mescher, 2011
6.
Alveolus
Alveolus merupakan evaginasi mirip kantong di bronchioles respiratoris, ductus alveolaris dan saccus alveolaris. Alveoli bertanggung jawab atas terbentuknya struktur berongga dalam paru secara structural. Alveolus menyerupai kantong kecil terbuka pada satu sisi mirip dengan sarang lebah. Didalam struktur mirip mangkuk berlangsung pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan darah. Struktur dinding alveolus dikhususkan untuk memudah dan memperlancar difusi antara lingkungan luar dan dalam. merupakan struktur berbentuk bola-bola mungil atau gelembung paru- paru yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Epitel pipih yang melapisi alveoli memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah mengikat oksigen dari udara dalam rongga alveolus. Alveolus disusun seperti untaian anggur dan lingkupi oleh kapiler yang tersusun padat. Ketika konsentrasi oksigen di alveolus lebih tinggi dibandingkan di kapiler. Oksigen akan berdifusi dari alveolus ke kapiler. Oksigen dari kapiler kemudian mengalir menuju ke pembulluh darah lebih besar dan membawa darah kaya oksigen menuju jantung. Dari jantung darah kaya oksigen akan dipompa ke seluruh tubuh. Karbondioksida yang dibuang dari sel tubuh dialirkan ke jnatung lalu ke kapiler alveolus.
Ketika
konsentrasi karbon dioksida di kapiler lebih bessar dibandidng alveolus, karbon
dioksida akan berdifusi ke alveolus. Proses ekhlasi mendorong karbon dioksida
menuju saluran pernapasan dibuang ke luar tubuh. Didalam alveolus terdapat
sejumlah makrofage. Makrofage adalah sistem pertahanan pada sistem pernapasan
kehadirannya memastikan alveolus dilindungi dari infeksi alveolus dapat
menjalankan fungsinya. Alveolus berdinding tipis lembab, setebal lapisan sel
yang dapat mengembang dan dikelilingi oleh kapiler paru-paru.
Gambar
7. Struktur
alveolus
Sumber: Anthony, L. Mescher, 2011
7.
Paru-paru (Pulmo)
Sistem respirasi terdiri dari sepasang paru didalam rongga toraks. Paru-paru terletak di rongga dada tepat di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru kanan dibagi oleh fisura transverse dan oblik menjadi tiga lobus atas, tengah, dan bawah. Paru kiri memiliki fisura oblik dan dua lobus. Pembuluh darah, sara, dan sistem limfatik memasuki paru pada permukaan medialnya diakar paru atau hilus. Setiap paru dibagi dalam jumlajh segmen bronkopulmonal berbentuk baji dan bagian apeks pada hillus dan bagian dasarnya permukaan paru. Setiap paru dilapisi oleh membrane tipis yaitu pleura viseralis, yang bersambungan dengan pleura parietalis yang melapisis dinding dada, diafrgama, pericardium, dan mediastinum.
Ruang diantara
lapisan parietal dan visceral; sangat tipis [ada keadaan sehat dan dilubrikasi
oleh cairan pleura. Paru-paru terdiri dari dua bagian. Paru-paru kanan
memiliki tiga lobus, sehingga lebih besar dari
paru-paru kiri yang terdiri dari dua lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru
atau pleura. Di bagian dalam paru-paru terdapat gelembung halus yang merupakan perluasan permukaan paru-paru yang disebut alveolus, dan jumlahnya lebih kurang 300 juta buah.
Luas permukaan alveolus diperkirakan mencapai 160 m2 atau 100 kali lebih luas dari
pada luas permukaan tubuh. Pada proses
pernapasan udara yang masuk ke paru-paru mengandung kurang lebih 21% Oksigen
dan 4,4 % Karbondioksida. Udara yang masuk ke paru-paru mengandung sekitar 14%
Oksigen dan 4,4% Karbondioksida.
Gambar 8. Struktur
paru-paru
Sumber: Heni P, W & Yuni K, 2017
9. Pleura
Permukaan luar paru dan dinding internal rongga toraks dilapisis oleh suatu membrane, serosa yang disebut pleura. Membrane yang melekat pada jaringan paru disebut pleura viseralis dan membrane yang melapisi dinding toraks adalah pleura parietalis. Kedua membrane tersebut menyatu di hilum dan keduanya terdiri atas sel mesolel skuamosa selapis yang berada pada jaringan ikat tipis yang mengandung serta kolagen dan elastin. Serat-serat elastin mengandung serat pleura selama Gerakan pernapasan. Pada keadaan tertentu patologis rongga pleura dapat mengandung cairan atau indera. Seperti dinding rongga peritoneal dan pericardial. Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru, Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Pleura merupakan
selaput pembungkus paru, terdiri
atas : Pleura Viscerale melekat pada paru-paru, selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura
dalam. Pleura Parietale melapisi dinding
dada berfungsi menerima suplai darah dari arteri intercostal. Pleura Costalis melapisi iga-iga, berupa selaput
yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura
luar. Pleura Diafragmatika melapisi diafragma. Pleura
Servicalis terletak di leher.
Gambar 9.
Paru-paru dengan lapisan pleura
Sumber:
Anthony, L. Mescher, 2011